Sabtu, 26 April 2014


1.      Kedudukan filsafat pendidikan dalam konsep sistem pendidikan nasional.
Filsafat pendidikan tidak hanya mempelajari tentang teori dan konsep semata melainkan praktik untuk menemukan makna dan sistem kehidupan. Relasi filsafat pendidikan kedalam praktik kependidikan sangat diperlukan untuk dijadikan acuan sebagai sistem berpikir. Filsafat pendidikan sangat signifikan dalam mengembangkan sebagai kerangka berpikir untuk landasan-landasan filosofis yang hendak dikaji kedalam praktik kependidikan dengan tujuan merumuskan potensi-potensi kehidupan sehingga filsafat pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat urgensif. Oleh karena itu, terobosan pemikiran filosofis yang ditujukan terhadap pendidikan untuk menemukan jalan buntuh yang lama tidak digagas secara sistemik sehingga pendidikan bercorak pragmatisme yang bernuansa statis dan tidak berkembang. Sebagai pemikir filsafat pendidikan, tentunya pendidikan harus bertujuan untuk menjawab persoalan yang sangat mendasar terutama mengenai profesi kependidikan yang dialami oleh masyarakat kontemporer.
Menurut Knight, pemikiran merupakan sesuatu yang terus berproses, dan satu dari sekian banyak hasil yang paling berguna dalam kajian filsafat pendidikan yang telah tercapai. Jadi filsafat pendidikan adalah proses untuk menyelesaikan problem dan isu-isu yang muncul didalam dunia pendidikan pada abad ke-20 yang berkembang terutama masyarakat Amerika sehingga pendidikan selalu muncul dengan jawaban-jawaban, paling tidak pertanyaan-pertanyaan yang belum selesai. Sedangkan menurut Barnadib, pendeskripsian filsafat pendidikan lebih menekankan pada aspek substansi dan tujuan dari kearah "mengetahui dan memahami" makna pendidikan, sistem, aliran, serta berbagai masalah-masalah terhadap pendidikan.[1]
Sedangkan Filsafat dalam arti analisa filsafat merupakan salah satu cara pendekatan yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikannya, disamping menggunakan metode-metode ilmiah lainnya. Sementara itu dengan filsafat, sebagai pandangan tertentu terhadap sesuatu objek, misalnya filsafat idealisme, realisme, materialisme, dan sebagainya,  akan mewarnai pula pandangan ahli pendidikan tersebut dalam teori-teori pendidikan yang dikembangkannya.
      Berdasarkan masalah-masalah pendidikan yang ada di Indonesia , ada satu ilmu yang kita lupakan yaitu fisafat. Tidak semua masalah dapat dipecahkan dengan menggunakan metode ilmiah semata-mata. Karena Banyak di antara masalah-masalah kependidikan tersebut yang merupakan pertanyaan-pertanyaan filosofis, yang memerlukan pendekatan filosofis pula dalam pemecahannya. Analisa filsafat terhadap masalah-masalah kependidikan tersebut, dengan berbagai cara pendekatannya, akan dapat menghasilkan pandangan-pandangan tertentu mengenai masalah-masalah kependidikan tersebut, dan atas dasar itu bisa disusun secara sistematis teori-teori pendidikan. Disamping itu jawaban-jawaban yang telah dikemukakan oleh jenis dan aliran filsafat tertentu sepanjang sejarah terhadap problematika pendidikan yang dihadapinya menunjukan pandangan-pandangan tertentu, yang tentunya juga akan memperkaya teori-teori pendidikan. Dengan demikian terdapat hubungan fungsional antara filsafat dengan teori pendidikan.
Di samping hubungan fungsional tersebut, antara filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan yang bersifat suplementer, sebagaimana dikemukakan oleh Ali Saifullah dalam bukunya: “ Antara Filsafat dan Pendidikan”, sebagai berikut: 1) Filsafat pendidikan sebagai suatu lapangan studi mengarahkan pusat perhatiannya dan memusatkan kegiatannya pada dua fungsi tugas normatif ilmiah, yaitu: Kegiatan merumuskan dasar-dasar, dan tujuan-tujuan pendidikan, konsep tentang sifat hakiki manusia, serta konsepsi hakikat dan segi-segi pendidikan serta isi moral pendidikannya.  2) Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan (science of education) yang meliputi politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan atau organisasi pendidikan dan metodologi pendidikan dan pengajaran[2].
Sebenarnya filsafat memiliki banyak manfaat dan fungsi didalam pendidikan utamanya.maka kedudukan filsafat berperan penting dalam sistem pendidikan nasional, Sayangnya, pemahaman terhadap filsafat yang diaplikasikan pada pendidikan di Indonesia masih terbatas pada tingkat perguruan tinggi.  Padahal di beberapa negara di Eropa, seperti Prancis, jerman dan Belanda telah menetapkan filsafat sebagai mata pelajaran di sekolah menengah.  Pemahaman yang kurang terhadap pemaknaan filsafat membuat kita seringkali mengabaikan ilmu ini dalam menyelesaikan masalah pendidikan.  Padahal, jika ada pendalaman ilmu filsafat mulai dari sekolah menengah hingga pendalaman di tingkat perguruan tinggi akan menguak kembali falsafah bangsa, yaitu Pancasila sebagai suatu pedoman dalam berkehidupan di Indonesia.  Namun, yang sekarang banyak terjadi justru bangsa Indonesia menggunakan pandangan filsafat dari negara lain yang tentunya juga memiliki falsafah hidup yang berbeda.  Sehingga apabila diterapkan di Indonesia belum tentu tepat atau bahkan dianggap tidak cocok sehingga menambah kekisruhan atau menimbulkan masalah baru dalam pendidikan.  Di Indonesia sendiri, sejak kemerdekaan sehingga saat ini, tidak melibatkan filsafat dalam proses penjaringan mahasiswa sarjana, pascasarjana dan doktor.
Sebagai perbandingan sistem pendidikan yang mengalami berbagai perubahan, penulis mengambil salah satu negara di belahan bumi Eropa, yaitu Prancis.  Salah satu hal yang mencolok dalam sistem pendidikan Prancis ialah bahwa filsafat tidak terbatas pada taraf perguruan tinggi, tetapi berperanan juga pada taraf sekolah menengah.  Peran filsafat di sekolah menegngah dianggap begitu luas, filsafat mendapat peluang lebih luas pula di universitas, sebab universitas diharapkan akan menghasilkan banyak guru yang sanggup mengajar fisafat di tingkat sekolah menengah.para filsuf Prancis umumnya mengawali kariernya sebagai guru filsafat di beberapa sekolah menengah mulai di daerah dan akhirnya di salah satu sekolah elite di Paris, sebelum diangkat sebagai dosen di universitas.
Filsafat menyentuh berbagai dimensi hidup manusia, keterbukaan total terhadap realitas hidup, kejujuran hati dan merefleksikan suasana jiwa yang tentram dan damai atas dasar gerak hidup berdasarkan perilaku hukum Tuhan dan hukum horizontal yang disusun oleh dan atas kesepakatan universal umat manusia. Hukum ciptaan Tuhan dan hukum ciptaan manusia tidak dipertentangkan, tetapi diselaraskan melalui renungan filsafat dan pendamaian multi dimensi dalam keluhuran budi pekerti, serta mampu menghubungkan akar masalah manusia dengan jembatan penyelesaiannya secara rasional dan jujur.
Para filsuf meyakini perlunya pendidikan guna mengarahkan manusia agar memiliki kesadaran moral yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain secara lebih luas.  Dengan demikian, karena tingkat pendidikan manusia berpengaruh terhadap persepsinya tentang rasionalitas dan pemikiran dengan kesadarn moral yang penuh rasa tanggungjawab dan kemandirian, maka kematangan diri manusia menjadi landasan dalam pengembangan pengetahuan dan kesadaran filsafat dalam akal budinya. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat pendidikan manusia semakin sesuai untuk menerima siraman filsafat dikarenakan adanya kecintaan hatinya yang mendorongnya berjalan kepada mencari kebenaran yang belum maupun sudah tersingkap, dengan tetap menegaskan bahwa manusia berpendidikan rendah juga kadangkala mampu berfikir rasional dan jujur. 
2.       Peran pendekatan filsafat terhadap paradigma pendidikan di indonesia
Dalam pemaknaan kata “ paradigma “ mengandung arti model pola skema. Dengan demikian paradigma merupakan sebuah model atau pola yang terskema dari beberapa unsur yang tersistematis baik secara filosofis, ideologis, untuk dijadikan acuan visi hidup baik secara personal maupun kolektif untuk masa depan.
Landasan filosofis mengandung arti “ the love for wisdom “ menurut Pythagoras dan kualitas manusia menjadi tiga tingkatan : lovers of wisdom -lover of succes - lover of pleasure.[3] Sedangkan acuan pemaknaan “ideologi” merupakan teori menyeluruh tentang makna hidup dan nilai-nilai daripadanya ditarik kesimpulan-kesimpulan mutlak tentang bagaimana manusia harus hidup atau bertindak. Kekhasan dari ideologi selalu dimuat tuntutan-tuntutan mutlak yang tidak boleh dipersoalkan. Cakupan dalam paradigma terdiri dari unsur nilai-nilai, pelembagaan secara fungsional dan struktural, macam-macam tujuan dan kepentingan yang diutamakan, cara-cara dan proses mencapainya, mengembangkan dalam sikap dan prilaku.
Dengan demikian paradigma merupakan sebuah acuan yang dibuat dari makna fiosofis suatu bangsa ( kearifan lokal atau bangsa ) maupun referensi ideologi yang berasal dari doktrin agama untuk dijadikan visi hidup yang lebih baik. Bagi bangsa Indonesia Falsafah atau ideologi “ Pancasila “merupakan paradigma yang lahir dari kearifan Bangsa dan ideologis ( agama ) yang dijadikan sebagai visi hidup dan berorganisasi keseharian.
Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik.

3.      Objek studi filsafat berdasarkan hakikat manusia sebagai berpengetahuan, berpendidikan, dan berkebudayaan
Filsafat pendidikan memiliki obyek kajiannya. Pada umumnya, ada 2 obyek filsafat pendidikan, yakni :
A.    Objek material. Objek material filsafat pendidikan adalah:
Ø  Segala gejala (fenomen) pendidikan sebagai fakta dan peristiwa;
Ø  Segala sistematisasi ilmiah; teori, data, eksperimen (psikologi, sosiologi, antropologi, dan sebagainya);
Ø    Segala bentuk  refleksi kritis filsafat  dalam sejarah mengenai pendidikan.  Segala  bahan itu  merupakan pertanyaan, dorongan dan tantangan.  Tetapi, filsafat  pendidikan terutama tertarik  dengan struktur  dan arah dasar. Misalnya,  relasi pendidikan, perkembangan  ekspresi,  segi intelektual dan kebebasan.
B.     Obyek Formal. Objek formal filsafat pendidikan ialah  menghubungkan segala gejala dan teori itu dengan hakikat manusia. Filsafat pendidikan  mencoba mengakarkan  kembali semua  unsur  dalam struktur-struktur dasar, seperti berlaku bagi manusia dengan mutlak.  Misalnya, proses belajar, mata pelajaran ilmu eksata, kebudayaan dan sejarah.
4.      Hubungan ideal antara kehidupan dengan paradigma pendidikan
Bagi bangsa Indonesia Falsafah atau ideologi “ Pancasila “merupakan paradigma yang lahir dari kearifan Bangsa dan ideologis ( agama ) yang dijadikan sebagai visi hidup dan berorganisasi keseharian. Dalam pemaknaan kata “ paradigma “ mengandung arti model pola skema. Dengan demikian paradigma merupakan sebuah model atau pola yang terskema dari beberapa unsur yang tersistematis baik secara filosofis, ideologis, untuk dijadikan acuan visi hidup baik secara personal maupun kolektif untuk masa depan.
Pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan globalisasi. Pendidikan tidak mungkin menisbikan proses globalisai yang akan mewujudkan masyarakat global ini. Dalam menuju era globalisasi, Indonesia harus melakukan reformasi dalam proses pendidikan, dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komprehensif dan fleksibel, sehingga para lulusan dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan masyarakat global demokratis. Untuk itu, pendidkan harus dirancang ssedemikian rupa yang memungkinkan para peserta didik mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana penuh kebebasan, kebersamaan dan tanggung jawab. Disamping itu, pendidikan harus menghasilkan lulusan yang dapat memahami masyarakatnya dengan segala faktor yang dapat mendukung mencapai sukses ataupun penghalang yang menyebabkan kegagalan dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah mengembangkan pendidikan yang berwawasan global.
Jadi, kehidupan dan paradigma pendidikan saling berhubungan karena paradigma ialah acuan atau visi dan misi didalam pendidikan karena  pendidikan mempengaruhi setiap kehidupan didalam masyarakat serta juga dapat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat tersebut secara global.
5.      Dari sepuluh aliran pemikiran pendidikan berdasarkan filsafat pendidikan, jelaskan menurut anda kecenderungan aliran pemikiran pendidikan di Indonesia.

Menurut saya, aliran pemikiran di Indonesia dipengaruhi oleh aliran konvergensi. Aliran konvergensi ialah kompromi atau kombinasi dari aliran nativisme dan empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa bahwa anak lahir didunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan.
Jadi, faktor pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan penting, anak yang mempunyai pembawaan baik dan didukung oleh lingkungan pendidikan yang baik akan menjadi semakin baik, begitu sebaliknya. Dengan demikian, aliran konvergensi menganggap bahwa pendidikan sangat bergantung pada faktor pembawaan atau bakat dan lingkungan.
Seperti yang kita lihat di Indonesia kedua faktor ini  yaitu bakat baik maupun buruk mempengaruhi perkembangan anak karena tanpa adanya bakat atau bawaan dari lahir tidak mungkin dapat berkembang bagaimana dirinya sebenarnya dan lingkungan ikut mempengaruhi juga dalam perkembangan karena jika seorang anak terlahir telah baik namun karena lingkungan tempat tinggal nya kurang baik atau lebih banyak ke hal-hal yang sifatnya negatif maka sedikit banyak perkembangan akan ikut berpengaruh.
6.      Posisi filsafat pendidikan dalam kurikulum pendidikan bahasa Inggris.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar