Minggu, 27 April 2014


INTELEGENSI DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEHIDUPAN SISWA
A.                      Definisi Intelegensi
Orang berfikir menggunakan fikiran (intelek) nya. Cepat tidaknya dan terpecahkan atau tidaknya suatu masalah tergantung kepada kemampuan intelegensinya. Di lihat dari intelegensinya , kita dapat mengatakan seseorang itu bodoh, pandai sekali/cerdas (genius) atau dungu (idiot).
·  William sterm
Intelegensi  ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru , dengan menggunakan alat- alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya.
Wiiliam sterm juga berpendapat bahwa intelegensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan turunan. Pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelegensi seseorang. [1]
·  Prof. Waterink (seorang Mahaguru di Amsterdam
Beliau menyatakan bahwa menurut penyelidikannya belum dapat dibuktikan bahwa intelegensi dapat diperbaiki atau dilatih. Belajar berfikir hanya diartikan nya, bahwa benyaknya pengetahuan yang bertambah akan tetapi tidak berarti bahwa kekuatan berfikir bertambah baik
 Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.
·  Claparde dan Stern
adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi dan kondisi baru. Berbagai macam tes telah dilakukan oleh para ahli untuk mengetahui tingkat intelegensi seseorang. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat intelegensi seseorang. Oleh karena itu banyak hal atau faktor yang harus kita perhatikan supaya intelegensi yang kita miliki bisa meningkat.
Claparde dan Stern mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru.[2]
·  K. Buhler 
mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian.
Intelegensi ialah kemampuan yang dibawa sejak lahir , yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu.

Dalam hal itu , pendapat-pendapat baru membuktikan bahwa intelegensi pada anak-anak yang lemah fikiran dapat juga di didik dengan cara yang lebih tepat. Juga kenyataan membuktika bahwa daya fikir anak –anak yang telah mendapat didikan dari sekolah , menunjukkan sikap-sikap yang lebih baik daripada anak yang tidak bersekolah.

B.                      Ciri-ciri perbuatan Intelegen
Ciri-ciri intelegensi yaitu :
1. Intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berfikir secara rasional (intelegensi dapat diamati secara langsung).
2. Intelegensi tercermin dari tindakan yang terarah pada penyesuaian diri terhadap lingkungan dan pemecahan masalah yang timbul daripadanya.
Ciri – ciri tingkah laku yang intelegen menurut Effendi dan Praja (1993):
1) Purposeful behavior, artinya selalu terarah pada tujuan atau mempunyai tujuan yang jelas.
2) Organized behavior, artinya tingkah laku yang terkoordinasi, senua tenaga dan alat – alat yang digunakan dalam suatu pemecahan masalah terkoordinasi dengan baik.
3) Physical well toned behavior, artinya memiliki sikap jasmaniah yang baik, penuh tenaga, ketangkasan, dan kepatuhan.
4) Adaptable behavior, artinya tingkah laku yang luas fleksibel, tidak statis, dan kaku, tetapi selalu siap untuk mengadakan penyesuaian/perubahan terhadap situasi yang baru.
5) Success oriented behavior, artinya tingkah laku yang didasari rasa aman, tenang, gairah, penuh kepercayaan, akan sukses/optimal.
6) Clearly motivated behavior, artinya tingkah laku yang memenuhi kebutuhannya dan bermanfaat bagi orang lain atau masyarakat.
7) Rapid behavior, artinya tingkah laku yang efisien, efektif dan cepat atau menggunakan waktu yang singkat.
8) Broad behavior, artinya tingkah laku yang mempunyai latar belakang dan pandangan luas yang meliputi sikap dasar dan jiwa yang terbuka.
Suatu perbuatan dapat dianggap Intelegen bila memenuhi beberapa syarat, antara lain:
·  Masalah yang di hadapi sedikit banyaknya merupakan madalah baru bagi yang bersangkutan.
·  Perbuatan intelegensi sifatnya serasi tujuan dan ekonomis.
·  Maslah yang dihadapi , harus mengandung suatu tingkat kesulitan bagj yang bersangkutan.
·  Keterangan pemacahannya harus dapat diterima oleh masyarakat.
·  Dalam perbuatan intelegen sering menggunakan daya mengabstraksi.
·  Perbuatan intelegen bercirikan kecepatan.
·  Membtuhkan pemusatan perhatian dan menghindarkan perasaan yang menggangu jalannya  pemecahan masalah yang sedang dihadapi.

C.                      Faktor-faktor yang mempengaruhi Intelegen
Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi intelegensi, sehingga terdapat perbedaan intelegensi seseorang adalah:
·  Pembawaan
Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir. “ batas kesanggupan kita”, yakni dapat tidakny amemecahkan suatu soal , pertama-tama ditentukan oleh pembawaan kita. Orang itu ada yang pintar dan ada yang bodoh, meskipun menerima latihan dan pelajaran yang sama, perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada.
·  Kematangan
Tiap oragan dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ(fisik atau psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
·  Pembentukan
Pembentukan ialah segala keaadaa diluar  diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi.
·  Minat dan pembawaan yang khas.
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan dari perbuatan itu. Apa yang menarik minat seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giata dan lebih baik.
·  Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode tertentu dalam memecahkan masalah. Manusia memiliki kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.
Semua faktor diatas bersangkut paut satu sama lain, untuk menentukan intelegen atau tidakny seorang anak, kita tidak dapat hanya berpedoman kepada slah satu fakator tersebut diatas. Intelegensi adalah faktor total. Keseluruhan pribadi turut serta menentukan dalam perbuatan intelegensi seseorang.
D.                      Tes intelegensi
Orang yan g berjasa menemukan tes intelegensi pertama kali ialah seorang dokter bangsa Perancis yaitu Alfred Binet dan pembantunya Simon. Seri tes dari Binet dan Simon ini pertama kali diumumkan antara 1908-1911 yang diberi nama “Chelle Matrique de I’intelegence” atau skala pengukur kecerdasan. Tes Biner Simon terdiri dari sekumpulan pertanyaan-pertanyaan yang telah dikelompokkan menurut umur (untuk 3-15 tahun) pertanyaan-pertanyaan itu sengaja dibuat mengenai segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan pelajaran sekolah seperti :
·  Mengulang kalimat-kalimat yang pendek atau panjang
·  Mengulang deretan angka-angka
·  Memperbandingkan berat timbangan
·  Menceriterakan isi gambar-gambar
·  Menyebutkan nama bermacam-macam warna
·  Menyebut harga mata uang
Dengan tes semacam inilah usia kecerdasan seseorang diukur/ditentukan. Dari hasil tes itu ternyata tidakatentu bahwa usia kecerdasan itu sama dengan usia sebenarnya. Sehingga dengan demikian kita dapat melihat adanya perbedaan-perbedaan IQ ( Intelegentie Quotient) pada tiap-tiap orang.
Tes Binet –Simon ini kemudian terkena dimana-mana. Di Jerman, Inggris  dan terutama di Amerika. Tes tersebut banyak digunakan dan diperbaharui/ dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan daerah masing-masing. Orang yang terkenal dalam mengembangkan tes intelegensi antara lain Bober tag (Jerman) ,Weahler (Inggris), dan Terman (Amerika).
Dewasa ini perkembangan tes itu telah demikian majunya sehingga sekarang terdapat beratus-ratus macam tes, baik yang berupa tes verbal maupun non verbal. Untuk lebih mengetahui dan memperdalam tes itu dibutuhkan suatu studi kasus.
E.                      Hubungan Intelegensi dengan kehidupan siswa
   Sebenarnya kecerdasan/Intelegensi seseorang memainkan peranan yang penting dalam kehidupannya. Namun, intelegensi bukan satu-satunya faktor yang menentukan sukses atau tidaknya kehidupan seseorang, banyak lagi faktor yang lainnya. Seperti faktor kesempatan,kesehatan, dan watak. Sebaliknya ada pula seseorang anak yang sebenaranya memiliki intelegensi yang sedang saja , bisa saja lebih maju dan mendapat kehidupan yang lebih layak berkat ketekunan dan keuletannya dan tidak banyak faktor-faktor yang menggangu atau merintanginya. Akan tetapi intelegensi yang rendah menghambat pula usaha seseorang untuk maju dan berkembang meskipun orang itu ulet dan b ertekun dalam usahanya. Dan hubungan antara intelegensi dengan kehidupan siswa yaitu sangat berhunungan karena intelegensi kemampuan mental didalam menyesuaikan diri di lingkungannya. Dalam hal ini siswa yang memiliki intelegensi maka ia akan dengan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru seperti di sekolah dan seorang siswa yang memiliki kemampuan intelegensi mudah untuk menyikapi setiap masalah atau dalam kata lain siswa itu mudah menyelesaikan setiap maslah yang dihadapi nya mungkin juga masalah yang dihadapinya disekolah. Sebagai contoh jika seorang siswa itu mengerjakan tugas dari guru ia akan bertanya kepada guru agar dia dapat menyelesaikan tugas itu . karena siswa yang memiliki intelegensi ini memiliki mental yang kuat beda hal nya dengan siswa yang tidak memiliki kemampuan intelegensi , mungkin akan cenderung malu bertanya kepada guru atau teman-temannya, sulit bergaul di Sekolah ataupun di lingkungan masyarakat. Maka dari itu intelegensi juga berhubungan dengan kehidupan siswa.



[1] Ngalim purwanto, 2013, psikologi pendidikan, remaja rosdakarya. Hal 52

Tidak ada komentar:

Posting Komentar