Sabtu, 26 April 2014

kondisi belajar mengajar yang efektif


KONDISI BELAJAR MENGAJAR YANG EFEKTIF
MAKALAH
Diajukan untuk Presentasi Makalah Profesi Keguruan







Disusun Oleh:Kelompok 8
Belia Dara Ariani
Dwi Rahmi

Dosen Pembimbing:
M. Taufiq S.Ag M.Pdi


MAHASISWA PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
( STAIN ) KERINCI
T.A 2013/2014
KONDISI BELAJAR MENGAJAR YANG EFEKTIF
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti belajar sesungguhnya. Belajar adalah sebuah tindakan aktif untuk memahami dan mengalami sesuatu. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Jadi, proses belajar terjadi jika anak merespon stimulus (rangsangan) yang diberikan guru, selain itu untuk meraih pembelajaran yang efektif peserta didik juga dapat dibimbing oleh Guru dari pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam ingatan dan pemikiran mereka (Kognitif) dengan menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat. Jika hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan optimal.[1]
A. Pengertian Belajar
Belajar pada dasarnya adalah merupakan statu proses mental karena orang yang belajar perlu memikir, menganalisa, mengingat, dan mengambil kesimpulan dari apa yang dipelajari. Sehubungan dengan itu terdapat bermacam-macam pendapat tentang apa yang dimaksud dengan belajar. Dibawah ini akan diketengahkan beberapa pendapat tentang belajar yang dikemukakan oleh beberapa aliran psikologi.
Sesuai dengan pendapat J.L. Mursell, maka aspek aspek yang terdapat dalam kegiatan proses belajar adalah : 1. Bahwa belajar itu bertujuan. Adanya tujuan itu akan nyata apabila murid dihadapkan masalah. Ia bertujuan memecahkan masalah itu. Ia terlibat dalam pemecahan masalah itu. 2. Bahwa belajar itu prosesnya berlangsung dengan penyelidikan dan penemuan, bukan berlangsung secara ripititif. Seorang yang belajar perlu dihadapkan pada sesuatu masalah. Untuk dapat memecahkan masalah itu perlu adanya penyelidikan dan penemuan pemecahannya. 3. Bahwa hasil belajar adalah munculnya pemahaman, munculnya pengertian, munculnya respond yang berakal. 4. Bahwa hasil belajar itu tidak hanya terikat pada situasi munculnya pemahaman saja, tetapi dapat digunakan pada situasi lain.[2]
B. Pengertian Mengajar
Mengajar secara umum diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan sejumlah fakta, informasi atau pengetahuan kepada siswa sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkannya di kelas. Pada hal fungsi guru dalam mengajar tidak hanya menyampai sejumlah pengetahuan kepada siswa, tetapi juga membentuk kepribadian siswa. Pengetahuan yang disampaikan hanyalah sebagai alat untuk membentuk kepribadian siswa yang utuh dalam arti beriman dan berbudi pekerti luhur, cerdas dan terampil, sehat jasmani dan rohani, demokratis dan bertanggunga jawab, mandiri dan demokratis, cinta tanah air dan bangsa. Dengan demikian didalam mengajar, guru juga mendidik. Mengajar sebagai alat untuk mendidik. Sedang mendidik, prosesnya berlangsung dalam kegiatan mengajar. Tugas mendidik inilah kadang-kadang dilupakan oleh guru dalam kegiatan mengajar yang dilakukannya di kelas.[3]
Mengajar dewasa ini tidak hanya diartikan sebagai wujud kegiatan yang dilakukan oleh guru di muka kelas, tetapi juga kegiatan yang dilakukan oleh guru sebelum mengajar seperti pembuatan persiapan mengajar dan kegiatan yang dilakukan oleh guru setelah proses mengajar seperti memberi tugas baik individu maupun kelompok dan mengadakan evaluasi. Dengan demikian mengajar merupakan suatu proses dimulai dari persiapan, pelaksanaan dan diakhiri dengan evaluasi. Disamping itu pengertian mengajar bukan hanya berwujud proses kegiatan mengajar tetapi juga proses kegiatan belajar. Dengan demikian di dalam setiap mengajar selalu terdapat dua proses kegiatan itu : 1. Proses kegiatan dari siswa yang berwujut proses kegiatan belajar 2. Proses kegiatan dari guru berwujut proses kegiatan mengajar.
Di dalam proses mengajar, terjadi interaksi belajar mengajar, guru menyampaikan bahan pelajaran dari berbagai sumber belajar sesuai dengan kurikulum yang berlaku yang berorientasi kepada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan menggunakan metode dan media tertentu untuk memudahkan siswa di dalam menerima dan memahami apa yang disampaikan oleh guru. Selanjutnya melakukan evaluasi untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa telah memahami bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Di dalam proses belajar siswa melakukan aktivitas mendengar, melihat, membaca, dan menulis bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru dalam situasi pengajaran tertentu.[4]
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dan atau di ruang praktek/laboratorium. Sehubungan dengan tugas ini, guru hendaknya selalu memikirkan tentang bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut, diantaranya dengan membuat perencanaan pembelajaran dengan seksama dan menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat.
Upaya ini tentu menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi pembelajaran, sikap dan karakter guru dalam mengelola proses pembelajaran dengan bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dengan cara meningkatkan kemampuan siswa .
Mengajar adalah membimbing siswa, agar mengalami proses belajar. Dalam belajar,siswa menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya. Untuk memenuhi tuntutan tersebut,guru harus membantu dengan cara mengajar yang efektif.
Guru yang baik tentunya mengetahui bahwa hal itu bukanlah cara terbaik dalam belajar. Oleh sebab itu, harus disiapkan kondisi belajar yang kondusif.
1. Menyiapkan Tempat Belajar dengan Fasilitas yang Menyenangkan
Tempat belajar dengan fasilitas belajar yang menyenangkan tidak berarti fasilitas yang mahal. Guru dapat mengorkestrasikan lingkungan alam di dalam tempat belajar .Misalnya, menggunakan bunga-bunga segar untuk menciptakan aroma dan aneka warna, menghiasi dinding dengan berbagai poster berwarna, menyuguhkan poin-poin penting yang harus dipelajari dalam bentuk kata-kata maupun gambar. Di samping itu, alunan musik juga sangat baik untuk menciptakan suasana yang kondusif di ruang kelas. Jika memungkinkan, anak-anak juga bias diajak belajar di taman, lapangan, atau kebun sekolah.
2. Mencuri Perhatian Siswa
Saat seorang guru memasuki kelas, dia harus dapat mencuri perhatian siswa untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif. Senyuman, variasi tindakan, kejutan, imajinasi, tantangan, bahkan pakaian sangat penting dalam menciptakan iklim yang mengasyikkan.
Jika iklim keasyikan tersebut dapat dihadirkan ketika guru memasuki ruang kelas yang direncanakan dengan baik, itulah langkah pertama dalam menyiapkan suasana kondusif untuk proses belajar yang efektif.
3. Meruntuhkan Tembok-tembok Mental dalam Belajar
Ada tiga tembok mental dalam belajar, yaitu (a) Tembok kritis-logis (sekolah itu tidak mudah, mana mungkin belajar bias menyenangkan dan mudah), (b) Tembok intuitif-emosional (Saya ini bodoh. Jadi, saya pasti tidak bias melakukannya), (c) Tembok kritis-moral ( Belajar itu kerja keras. Jadi, lebih baik saya terus menundukkan kepala).
Ketiga tembok mental tersebut sangat menghambat proses belajar mengajar dan harus diruntuhkan. Untuk meruntuhkan tembok-tembok mental dalam belajar tersebut, garu harus mau dan mampu memasuki dunia siswa. Guru harus memahami dunia dan karakter setiap siswa.
4. Membangun Kemitraan
Kemitraan antarsiswa, siswa dengan guru harus dibangun. Sering terjadi guru meletakkan siswa sebagai objek yang herus mengikuti kemauan guru, padahal banyak siswa pergi ke sekolah dengan “agenda tersembunyi”. Mereka tidak selalui “menurut” pada agenda sang guru. Kebanyakan para siswa sangat kesal dengan gaya penjelasan tradisional seperti “Hari ini kalian akan belajar ini”. Sebagai gantinya, guru dapat menawarkan bahan-bahan kurikulum dan siswa dapat memilih apa yang mereka inginkan. Di samping itu, guru dapat meminta para siswa untuk menentukan tujuan mereka masing-masing. Mereka kita ajak berpikir “Apa manfaatnya bagiku?”
5. Memvisualisasikan Tujuan Pembelajaran
Kita hendaknya tidak memberikan pesan kepada siswa dengan mengatakan “jangan lupa belajar atau kalian akan mendapat nilai jelek dalam ujian!”. Namun, hendaknya siswa kita dorong untuk memvisualisasikan secara tepat bagaimana mereka akan memanfaatkan pengetahuan baru mereka di masa depan. Kita juga dapat menanamkan pikiran positif yang mendorong mereka untuk membaca buku guna mencari jawaban tertentu yang dapat digunakan di masa depan.
Proses belajar mengajar dapat terjadi dengan efektif jika keasyikan, kegembiraan, keceriaan, dan kebersamaan dapat dihadirkan di tempat belajar (baca: kelas). Semua itu dapat dilakukan oleh setiap pendidik hanya dengan kemauan dan kerja keras.

C. Syarat-Syarat Mengajar Efektif 
Mengajar yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar siswa yang efektif  pula. Maka, untuk mengajar yang efektif diperlukan syarat-syarat[5] sebagai berikut :
·  Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik. Didalam belajar, siswa harusmengalami aktivitas mental, dan juga aktivitas jasmani.
·  Guru harus menggunakan banyak metode pada waktu mengajar. Dengan variasi metode, mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik perhatian siswa,mudah diterima siswa, dan suasana kelas menjadi hidup.
·  Motivasi. Hal ini sangat berperan pada kemajuan, perkembangan anak selanjutnyamelalui Proses Belajar Mengajar. Bila motivasi guru tepat mengenai sasaran akan meningkatkan kegiatan anak dalam belajar.
·  Kurikulum yang baik dan seimbang. Kurikulum sekolah ini juga harus mampu mengembangkan segala segi kepribadian anak, disamping kebutuhan anak sebagai anggota masyarakat
·  Guru perlu mempertimbangkan pada perbedaan individual. Guru tidak cukup hanya merencanakan pengajaran klasikal, karena masing-masing anak mempunyai perbedaan dalam beberapa segi, misalnya intellegensi, bakat, tingkah laku, sikap, dll
·  Guru akan mengajar dengan efektif, bila selalu membuat perencanaan dahulu sebelummengajar. Dengan persiapan mengajar, guru akan merasa mantap dan lebih percayadiri berdiri didepan kelas untuk melakukan interaksi dengan siswa-siswinya.
·  Pengaruh guru yang sugestif perlu diberikan pula kepada anak. Sugesti yang kuat,akan merangsang anak untuk lebih giat lagi dalam belajar
·  Seorang guru harus memiliki keberanian menghadapi murid-muridnya, berkenaandengan permasalahan yang timbul pada saat Proses Belajar Mengajar berlangsung.
·  Guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis disekolah. Lingkunganyang saling menghormati, dapat memahami kebutuhan anak, bertenggang-rasa, dll.
·  Pada penyajian bahan pelajaran pada anak, guru perlu memberikan persoalan yangdapat merangsang anak untuk berpikir dan memunculkan reaksinya.
·  Semua pelajaran yang diberikan anak perlu di integrasikan, sehingga anak memiliki pengetahuan yang terintegrasi, tidak terpisah-pisah pada sistem pengajaran lama, yangmemberikan pelajaran terpisah satu sama lainnya.
·  Pelajaran disekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata di masyarakat.
·  Dalam interaksi belajar-mengajar, guru harus banyak memberi kebebasan pada anak untuk dapat menyelidiki sendiri, belajar sendiri, mencari pemecahan masalah sendiri,
·  Pengajaran remedial, yang diadakan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar,
.
D. Cara Mengajar Efektif 
Jenis prinsip dasar dalam cara mengajar yang disajikan di bawah ini, dapat dipakai sebagai petunjuk oleh para pengajar guna meningkatkan cara mengajar mereka antaralain:
·  Menguasai Isi Pengajaran
 Hukum yang pertama dalam teori Tujuh Hukum Mengajar´ dari John MiltonGregory berbunyi: Guru harus mengetahui apa yang diajarkan.´ Jika guru sendirimengetahui dengan jelas inti pelajaran yang akan disampaikan, ia dapat meyakinkanmurid dengan wibawanya, sehingga murid percaya apa yang dikatakan guru, bahkan merasa tertarik terhadap pelajaran.
·  Mengetahui dengan Jelas Sasaran Pengajaran
Pengajaran yang jelas sasarannya membuat murid melihat dengan jelas inti dari pokok pelajaran itu. Mereka dapat menangkap seluruh liputan pelajaran, bahkan mengalami kemajuan dalam proses belajar. Empat macam ciri khas yang harus diperhatikan pada saat memilih dan menuliskan sasaran pengajaran[6]:
1.                       Inti dari sasaran harus disebutkan dengan jelas
2.                       Ungkapan penting dari sasaran harus bertitik tolak dari konsep murid
3.                       Sasaran harus meliputi hasil belajar.
4.                       Tanamkan Susunan yang Sistematis.
5.                        
E. Suasana Pembelajaran yang Efektif

Siswa dapat belajar dengan baik dalam suasana yang wajar, tanpa tekanan dalam kondisi yang merangsang untuk belajar. Madri M. dan Rosmawati menulis, bahwa terjadinya proses pembelajaran itu ditandai dengan dua hal yaitu : (1) siswa menunjukkan keaktifan, seperti tampak dalam jumlah curahan waktunya untuk melaksanakan tugas ajar, (2) terjadi perubahan perilaku yang selaras dengan tujuan pengajaran yang diharapkan.
Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar, maka diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai. Dalam hal ini akan diuraikan beberapa suasana yang efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran[7]:
1.      Suasana Belajar yang Menyenangkan
2.      Suasana Bebas
3.      Pemilihan Media Pengajaran dan Metode yang Sesuai

F. Kondisi Belajar yang  Efektif
·         Melibatkan Siswa secara Aktif
·         Menarik Minat dan Perhatian Siswa
·         Membangkitkan Motivasi Siswa
·         Memberikan pelayanan individu Siswa
·         Menyiapkan dan Menggunakan berbagai Media dalam Pembelejaran


DAFTAR PUSTAKA
http://muktafiaregal.blogspot.com/2013/01/cara-mengajar-yang-efektif.html




1 komentar: