KONDISI BELAJAR MENGAJAR YANG EFEKTIF
MAKALAH
Disusun Oleh:Kelompok 8
Belia Dara Ariani
Dwi Rahmi
Dosen Pembimbing:
M. Taufiq S.Ag M.Pdi
MAHASISWA PROGRAM STUDI BAHASA
INGGRIS
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
( STAIN ) KERINCI
T.A 2013/2014
KONDISI
BELAJAR MENGAJAR YANG EFEKTIF
Proses
pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan
oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal
balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya
proses pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah,
seringkali guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa
dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam proses
pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh
guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk menciptakan
kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu mengelola proses
pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan mampu
belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti
belajar sesungguhnya. Belajar adalah sebuah tindakan aktif untuk memahami dan
mengalami sesuatu. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus
dan respon. Jadi, proses belajar terjadi jika anak merespon stimulus
(rangsangan) yang diberikan guru, selain itu untuk meraih pembelajaran yang
efektif peserta didik juga dapat dibimbing oleh Guru dari pengetahuan
sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam ingatan dan pemikiran mereka
(Kognitif) dengan menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat. Jika
hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan
efektif dan optimal.[1]
A.
Pengertian Belajar
Belajar pada
dasarnya adalah merupakan statu proses mental karena orang yang belajar perlu
memikir, menganalisa, mengingat, dan mengambil kesimpulan dari apa yang
dipelajari. Sehubungan dengan itu terdapat bermacam-macam pendapat tentang apa
yang dimaksud dengan belajar. Dibawah ini akan diketengahkan beberapa pendapat
tentang belajar yang dikemukakan oleh beberapa aliran psikologi.
Sesuai dengan pendapat J.L.
Mursell, maka aspek aspek yang terdapat dalam kegiatan proses belajar adalah :
1. Bahwa belajar itu bertujuan. Adanya tujuan itu akan nyata apabila murid
dihadapkan masalah. Ia bertujuan memecahkan masalah itu. Ia terlibat dalam pemecahan
masalah itu. 2. Bahwa belajar itu prosesnya berlangsung dengan penyelidikan dan
penemuan, bukan berlangsung secara ripititif. Seorang yang belajar perlu
dihadapkan pada sesuatu masalah. Untuk dapat memecahkan masalah itu perlu
adanya penyelidikan dan penemuan pemecahannya. 3. Bahwa hasil belajar adalah
munculnya pemahaman, munculnya pengertian, munculnya respond yang berakal. 4.
Bahwa hasil belajar itu tidak hanya terikat pada situasi munculnya pemahaman
saja, tetapi dapat digunakan pada situasi lain.[2]
B.
Pengertian Mengajar
Mengajar
secara umum diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam
menyampaikan sejumlah fakta, informasi atau pengetahuan kepada siswa sesuai
dengan mata pelajaran yang diajarkannya di kelas. Pada hal fungsi guru dalam mengajar
tidak hanya menyampai sejumlah pengetahuan kepada siswa, tetapi juga membentuk
kepribadian siswa. Pengetahuan yang disampaikan hanyalah sebagai alat untuk
membentuk kepribadian siswa yang utuh dalam arti beriman dan berbudi pekerti
luhur, cerdas dan terampil, sehat jasmani dan rohani, demokratis dan
bertanggunga jawab, mandiri dan demokratis, cinta tanah air dan bangsa. Dengan
demikian didalam mengajar, guru juga mendidik. Mengajar sebagai alat untuk
mendidik. Sedang mendidik, prosesnya berlangsung dalam kegiatan mengajar. Tugas
mendidik inilah kadang-kadang dilupakan oleh guru dalam kegiatan mengajar yang
dilakukannya di kelas.[3]
Mengajar
dewasa ini tidak hanya diartikan sebagai wujud kegiatan yang dilakukan oleh
guru di muka kelas, tetapi juga kegiatan yang dilakukan oleh guru sebelum
mengajar seperti pembuatan persiapan mengajar dan kegiatan yang dilakukan oleh
guru setelah proses mengajar seperti memberi tugas baik individu maupun
kelompok dan mengadakan evaluasi. Dengan demikian mengajar merupakan suatu
proses dimulai dari persiapan, pelaksanaan dan diakhiri dengan evaluasi.
Disamping itu pengertian mengajar bukan hanya berwujud proses kegiatan mengajar
tetapi juga proses kegiatan belajar. Dengan demikian di dalam setiap mengajar
selalu terdapat dua proses kegiatan itu : 1. Proses kegiatan dari siswa yang
berwujut proses kegiatan belajar 2. Proses kegiatan dari guru berwujut proses
kegiatan mengajar.
Di dalam
proses mengajar, terjadi interaksi belajar mengajar, guru menyampaikan bahan
pelajaran dari berbagai sumber belajar sesuai dengan kurikulum yang berlaku
yang berorientasi kepada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan
menggunakan metode dan media tertentu untuk memudahkan siswa di dalam menerima
dan memahami apa yang disampaikan oleh guru. Selanjutnya melakukan evaluasi
untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa telah memahami bahan pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Di dalam proses belajar siswa melakukan aktivitas
mendengar, melihat, membaca, dan menulis bahan pelajaran yang disampaikan oleh
guru dalam situasi pengajaran tertentu.[4]
Guru
memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang
dilaksanakan di kelas dan atau di ruang praktek/laboratorium. Sehubungan dengan
tugas ini, guru hendaknya selalu memikirkan tentang bagaimana upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut, diantaranya dengan
membuat perencanaan pembelajaran dengan seksama dan menyiapkan sejumlah
perangkat pembelajaran yang tepat.
Upaya ini
tentu menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan
metode mengajar, strategi pembelajaran, sikap dan karakter guru dalam mengelola
proses pembelajaran dengan bertindak selaku fasilitator yang berusaha
menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dengan cara meningkatkan
kemampuan siswa .
Mengajar
adalah membimbing siswa, agar mengalami proses belajar. Dalam belajar,siswa
menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya. Untuk memenuhi tuntutan
tersebut,guru harus membantu dengan cara mengajar yang efektif.
Guru yang baik tentunya mengetahui
bahwa hal itu bukanlah cara terbaik dalam belajar. Oleh sebab itu, harus
disiapkan kondisi belajar yang kondusif.
1. Menyiapkan Tempat Belajar dengan
Fasilitas yang Menyenangkan
Tempat belajar dengan fasilitas
belajar yang menyenangkan tidak berarti fasilitas yang mahal. Guru dapat
mengorkestrasikan lingkungan alam di dalam tempat belajar .Misalnya,
menggunakan bunga-bunga segar untuk menciptakan aroma dan aneka warna,
menghiasi dinding dengan berbagai poster berwarna, menyuguhkan poin-poin
penting yang harus dipelajari dalam bentuk kata-kata maupun gambar. Di samping
itu, alunan musik juga sangat baik untuk menciptakan suasana yang kondusif di
ruang kelas. Jika memungkinkan, anak-anak juga bias diajak belajar di taman,
lapangan, atau kebun sekolah.
2. Mencuri Perhatian Siswa
Saat seorang guru memasuki kelas,
dia harus dapat mencuri perhatian siswa untuk menciptakan suasana belajar yang
kondusif. Senyuman, variasi tindakan, kejutan, imajinasi, tantangan, bahkan
pakaian sangat penting dalam menciptakan iklim yang mengasyikkan.
Jika iklim keasyikan tersebut dapat dihadirkan ketika guru memasuki ruang kelas yang direncanakan dengan baik, itulah langkah pertama dalam menyiapkan suasana kondusif untuk proses belajar yang efektif.
Jika iklim keasyikan tersebut dapat dihadirkan ketika guru memasuki ruang kelas yang direncanakan dengan baik, itulah langkah pertama dalam menyiapkan suasana kondusif untuk proses belajar yang efektif.
3. Meruntuhkan Tembok-tembok Mental
dalam Belajar
Ada tiga tembok mental dalam
belajar, yaitu (a) Tembok kritis-logis (sekolah itu tidak mudah, mana mungkin
belajar bias menyenangkan dan mudah), (b) Tembok intuitif-emosional (Saya ini
bodoh. Jadi, saya pasti tidak bias melakukannya), (c) Tembok kritis-moral (
Belajar itu kerja keras. Jadi, lebih baik saya terus menundukkan kepala).
Ketiga tembok mental tersebut sangat menghambat proses belajar mengajar dan harus diruntuhkan. Untuk meruntuhkan tembok-tembok mental dalam belajar tersebut, garu harus mau dan mampu memasuki dunia siswa. Guru harus memahami dunia dan karakter setiap siswa.
Ketiga tembok mental tersebut sangat menghambat proses belajar mengajar dan harus diruntuhkan. Untuk meruntuhkan tembok-tembok mental dalam belajar tersebut, garu harus mau dan mampu memasuki dunia siswa. Guru harus memahami dunia dan karakter setiap siswa.
4. Membangun Kemitraan
Kemitraan antarsiswa, siswa dengan
guru harus dibangun. Sering terjadi guru meletakkan siswa sebagai objek yang
herus mengikuti kemauan guru, padahal banyak siswa pergi ke sekolah dengan
“agenda tersembunyi”. Mereka tidak selalui “menurut” pada agenda sang guru.
Kebanyakan para siswa sangat kesal dengan gaya penjelasan tradisional seperti
“Hari ini kalian akan belajar ini”. Sebagai gantinya, guru dapat menawarkan
bahan-bahan kurikulum dan siswa dapat memilih apa yang mereka inginkan. Di
samping itu, guru dapat meminta para siswa untuk menentukan tujuan mereka
masing-masing. Mereka kita ajak berpikir “Apa manfaatnya bagiku?”
5. Memvisualisasikan Tujuan
Pembelajaran
Kita hendaknya tidak memberikan
pesan kepada siswa dengan mengatakan “jangan lupa belajar atau kalian akan
mendapat nilai jelek dalam ujian!”. Namun, hendaknya siswa kita dorong untuk
memvisualisasikan secara tepat bagaimana mereka akan memanfaatkan pengetahuan
baru mereka di masa depan. Kita juga dapat menanamkan pikiran positif yang
mendorong mereka untuk membaca buku guna mencari jawaban tertentu yang dapat
digunakan di masa depan.
Proses belajar mengajar dapat
terjadi dengan efektif jika keasyikan, kegembiraan, keceriaan, dan kebersamaan
dapat dihadirkan di tempat belajar (baca: kelas). Semua itu dapat dilakukan
oleh setiap pendidik hanya dengan kemauan dan kerja keras.
C. Syarat-Syarat Mengajar Efektif
Mengajar
yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar siswa yang
efektif pula. Maka, untuk mengajar yang efektif diperlukan
syarat-syarat[5]
sebagai berikut :
· Belajar
secara aktif, baik mental maupun fisik. Didalam belajar, siswa harusmengalami
aktivitas mental, dan juga aktivitas jasmani.
· Guru harus
menggunakan banyak metode pada waktu mengajar. Dengan variasi metode,
mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik perhatian siswa,mudah
diterima siswa, dan suasana kelas menjadi hidup.
· Motivasi.
Hal ini sangat berperan pada kemajuan, perkembangan anak selanjutnyamelalui
Proses Belajar Mengajar. Bila motivasi guru tepat mengenai sasaran akan
meningkatkan kegiatan anak dalam belajar.
· Kurikulum
yang baik dan seimbang. Kurikulum sekolah ini juga harus mampu mengembangkan
segala segi kepribadian anak, disamping kebutuhan anak sebagai anggota
masyarakat
· Guru perlu
mempertimbangkan pada perbedaan individual. Guru tidak cukup hanya merencanakan
pengajaran klasikal, karena masing-masing anak mempunyai perbedaan dalam
beberapa segi, misalnya intellegensi, bakat, tingkah laku, sikap, dll
· Guru akan
mengajar dengan efektif, bila selalu membuat perencanaan dahulu
sebelummengajar. Dengan persiapan mengajar, guru akan merasa mantap dan lebih percayadiri
berdiri didepan kelas untuk melakukan interaksi dengan siswa-siswinya.
· Pengaruh
guru yang sugestif perlu diberikan pula kepada anak. Sugesti yang kuat,akan
merangsang anak untuk lebih giat lagi dalam belajar
· Seorang guru
harus memiliki keberanian menghadapi murid-muridnya, berkenaandengan
permasalahan yang timbul pada saat Proses Belajar Mengajar berlangsung.
· Guru harus
mampu menciptakan suasana yang demokratis disekolah. Lingkunganyang saling
menghormati, dapat memahami kebutuhan anak, bertenggang-rasa, dll.
· Pada
penyajian bahan pelajaran pada anak, guru perlu memberikan persoalan yangdapat
merangsang anak untuk berpikir dan memunculkan reaksinya.
· Semua
pelajaran yang diberikan anak perlu di integrasikan, sehingga anak memiliki
pengetahuan yang terintegrasi, tidak terpisah-pisah pada sistem pengajaran
lama, yangmemberikan pelajaran terpisah satu sama lainnya.
· Pelajaran
disekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata di masyarakat.
· Dalam
interaksi belajar-mengajar, guru harus banyak memberi kebebasan pada
anak untuk dapat menyelidiki sendiri, belajar sendiri, mencari pemecahan
masalah sendiri,
· Pengajaran
remedial, yang diadakan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar,
.
D. Cara Mengajar Efektif
Jenis
prinsip dasar dalam cara mengajar yang disajikan di bawah ini, dapat dipakai
sebagai petunjuk oleh para pengajar guna meningkatkan cara mengajar mereka
antaralain:
· Menguasai Isi Pengajaran
Hukum
yang pertama dalam teori Tujuh Hukum Mengajar´ dari John MiltonGregory
berbunyi: Guru harus mengetahui apa yang diajarkan.´ Jika guru
sendirimengetahui dengan jelas inti pelajaran yang akan disampaikan, ia dapat
meyakinkanmurid dengan wibawanya, sehingga murid percaya apa yang dikatakan
guru, bahkan merasa tertarik terhadap pelajaran.
· Mengetahui dengan Jelas Sasaran Pengajaran
Pengajaran
yang jelas sasarannya membuat murid melihat dengan jelas inti dari pokok
pelajaran itu. Mereka dapat menangkap seluruh liputan pelajaran, bahkan
mengalami kemajuan dalam proses belajar. Empat macam ciri khas yang harus
diperhatikan pada saat memilih dan menuliskan sasaran pengajaran[6]:
1.
Inti dari sasaran harus disebutkan dengan jelas
2.
Ungkapan penting dari sasaran harus bertitik tolak
dari konsep murid
3.
Sasaran harus meliputi hasil belajar.
4.
Tanamkan Susunan yang Sistematis.
5.
E.
Suasana Pembelajaran yang Efektif
Siswa
dapat belajar dengan baik dalam suasana yang wajar, tanpa tekanan dalam kondisi
yang merangsang untuk belajar. Madri M. dan Rosmawati menulis, bahwa terjadinya
proses pembelajaran itu ditandai dengan dua hal yaitu : (1) siswa menunjukkan
keaktifan, seperti tampak dalam jumlah curahan waktunya untuk melaksanakan
tugas ajar, (2) terjadi perubahan perilaku yang selaras dengan tujuan
pengajaran yang diharapkan.
Untuk
menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar, maka diperlukan
pengorganisasian kelas yang memadai. Dalam hal ini akan diuraikan beberapa
suasana yang efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran[7]:
1.
Suasana Belajar yang Menyenangkan
2.
Suasana Bebas
3.
Pemilihan Media Pengajaran dan Metode yang Sesuai
F. Kondisi Belajar yang Efektif
·
Melibatkan
Siswa secara Aktif
·
Menarik Minat
dan Perhatian Siswa
·
Membangkitkan
Motivasi Siswa
·
Memberikan
pelayanan individu Siswa
·
Menyiapkan dan
Menggunakan berbagai Media dalam Pembelejaran
DAFTAR PUSTAKA
http://muktafiaregal.blogspot.com/2013/01/cara-mengajar-yang-efektif.html
[1] http://cancer55.wordpress.com/2011/12/17/strategi-guru-mengembangkan-suasana-belajar-mengajar-yang-kondusif/ 26 november 2013 19.30
[4]
[4] http://cancer55.wordpress.com/2011/12/17/strategi-guru-mengembangkan-suasana-belajar-mengajar-yang-kondusif/01
oktober 2013 02:20
[7]
http://andybandex.blogspot.com/2012/12/makalah-hakekat-pembelajaran-efektif.html
26 oktober
2013 20:00
Berbagi cerita tentang FENOMENA BELAJAR - MENGAJAR INDONESIA
BalasHapus